Ihwal Pengembangan Arduino

Keberadaan papan rangkaian elektronik Arduino diawali pada tahun 2005, di ruang kelas dari Interactive Design Institute di Ivrea (IDII), Italia. Arduino adalah sebuah platform prototyping elektronik berlandasan open source berupa perangkat keras OSHW (Open Source HardWare) dan perangkat lunak F/OSS yang fleksibel, dan cukup mudah digunakan. Arduino sangat popular di lingkungan penggemar / hobi elektronika sebagai perangkat pengendali berbagai proyek termasuk robotik. Pada awalnya, mikrokontroler Arduino diciptakan sebagai platform pendidikan untuk proyek di kelas IDDI. Proyek ini merupakan tindak lanjut dari pekerjaan tesis merangkai mikrokontroler yang pada tahun 2004 sebelumnya dirancang oleh Hernando Barragán, seorang mahasiswa asal Kolombia. Judul tesisnya adalah “Arduino-La rivoluzione dell’open hardware” (“Arduino – Revolusi Open Hardware”), sebuah judul yang tidak lazim, namun kini telah menjadi salah satu platform OSHW yang paling popular didunia.

arduino-day-2014_640

Sebuah tim beranggotakan lima pengembang kemudian membedah tesis Barragán, dan mengembangkannya menjadi sebuah platform perangkat keras baru yang lebih simpel, dan lebih murah, dan mengungkapkan kepada komunitas open source. Tanggal 29 Maret 2014 yang baru berlalu merupakan Arduino Day 2014 yang disepakati oleh komunitas Arduino, dirayakan diseluruh belahan bumi dan sekaligus dicanangkan untuk mengenang sepuluh tahun kehadiran Arduino, terhitung sejak cikal bakalnya dirancang.

.
Sebagaimana telah disebutkan diatas, ihwal Arduino semuanya dimulai di Ivrea, Italia. Walaupun nama Arduino tidak lazim untuk sebuah perangkat elektronika, namun memiliki arti sejarah yang erat terkait dengan kota Ivrea yang indah berada di bagian utara Italia, dan cukup terkenal dalam sejarah kerajaannya. Pada tahun 1002 M, Raja Arduin memerintah di negara bagian tersebut. Untuk mengenang Raja Arduin, di Ivrea dibuka sebuah rumah minum ‘Bar Di Re Arduino‘, yaitu tempat di mana rangkaian elektronik ini berakar. Bar ini sering dikunjungi oleh Massimo Banzi, salah satu pendiri tim proyek Arduino, dan juga yang kemudian menobatkan nama Arduino untuk papan mikrokontroler untuk menghormati tempat yang selalu ia kunjungi.

bar di re Arduino ad Ivrea

Sejatinya, ide menciptakan Arduino dikembangkan sejak awal dengan melibatkan pemikiran desain yang berorientasi pada seni dan artistik. Barragán adalah seorang seniman dan desainer yang saat itu menciptakan rangkaian mikrokontroler untuk digunakan sebagai alat data parsing untuk alat elektronik yang ia butuhkan. Demikian juga semua karyanya ditargetkan untuk digunakan di kalangan masyarakat “non-teknis” seperti seniman, desainer, dan arsitek. Singkatnya, dibuat bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki latar belakang atau pengetahuan tentang teknik elektronika maupun komputer.

Platform yang dirancang Barragán lebih menitik beratkan untuk digunakan sebagai alat membangun prototipe. Rangkaian prototipe rancangannya harus bersahabat untuk digunakan oleh seniman dan desainer, tanpa perlu berbekal pengetahuan tentang teknik maupun pengalaman dalam pemrograman. Barragán didampingi oleh Casey Reas dan Massimo Banzi sebagai penasehat dalam pembuatan tesisnya. Reas kemudian menciptakan bahasa pemrograman visual Processing bersama Ben Fry untuk platform Arduino. Reas mempelajari interaksi dalam seni sebagai basis, dan melanjutkannya bekerja sama dengan John Maeda dari MIT, untuk mengembangkan “Processing” menjadi bahasa yang mudah dimengerti para seniman dan desainer. Disisi lain, Banzi lebih tertarik untuk melanjutkan pengembangan rangkaian mikrokontroler, sambil menyempurnakan Arduino menjadi alat bantu yang baik untuk proyek-proyek seni dan desain. Pada awalnya Arduino dikembangkan untuk membantu mata pelajaran desain interaksi, dimana Banzi berperan sebagai seorang dosen. Para pengembang utama Arduino yang bergabung merupakan sebuah tim internasional terdiri dari Massimo Banzi, David Cuartielles, Dave Mellis, Gianluca Martino dan Nicholas Zambetti.

Target tim Arduino berikutnya adalah untuk penyederhanaan platform rangkaian lebih jauh, untuk membidani Mikrokontroler Arduino, yang lebih bermanfaat untuk pengguna non-teknis dengan fokus pada kesederhanaan sebagai target utama dalam perancangannya. Empat butir kriteria yang digaungkan oleh Banzi dalam mendefinisikan keinginan tersebut, dan sekaligus membedakannya dengan platform mikrokontroler lainnya, adalah: (1) Harus murah, (2) Dikemas bersama Integrated Development Environment (IDE), (3) Bisa diprogram melalui USB dan (4) Memiliki komunitas pendukung.

Banzi dan rekan-rekannya adalah kelompok yang sangat yakin terhadap perangkat lunak open-source dan gerakan untuk F/OSS. Berdasarkan hal tersebut, mereka menempatkan tujuan pengembangan platform yang cepat dan mudah diakses dengan untuk membuka proyek mereka agar sebanyak mungkin pihak bisa turut berkolaborasi.

Kaidah open source pada masa itu, umumnya diberlakukan untuk proyek pembuatan perangkat lunak komputer. Setelah Banzi dan tim melakukan sedikit investigasi dan menilik dari semua sisi, mereka berhasil menciptakan Arduino dan membuatnya tersedia untuk publik sebagai perangkat OSHW (Open Source Hardware). Model open source yang sebelumnya hanya digunakan untuk memberi bahan bakar inovasi pada perangkat lunak, kini diterapkannya untuk mengatur lisensi perangkat keras. Banzi dan tim memutuskan untuk menggunakan lisensi berasal dari Creative Commons, yaitu lisensi open source yang biasanya digunakan untuk karya-karya budaya seperti tulisan dan musik. Menurut Banzi, hardware adalah bagian dari budaya yang hak ciptanya harus dinikmati bersama-sama dengan yang lainnya!

Dikutip dari WIREDItalia menyebutkan: “Sebagian besar proyek open-source dimulai dari sebuah frustrasi. Arduino lahir ketika mahasiswa desain Banzi pada mengeluhkan tidak bisa menemukan mikrokontroler untuk proyek-proyek robot mereka.”

You don’t need anyone’s permission to make something great!” ucap Massimo Banzi. [Unduh PDF 900KB]

Evolusi Piranti Arduino